Tradisi Bulan Syawal atau Syawalan Unik di Indonesia

Syawalan

Indonesia kaya akan tradisi, salah satunya yang bertepatan dengan momen tertentu seperti Syawal. Salah satu tradisi di bulan Syawal adalah Lebaran Ketupat atau syawalan yang dirayakan dengan berbagai cara di beberapa wilayah di Indonesia. Tradisi Lebaran Ketupat atau syawalan ini biasanya diselenggarakan pada hari ke-7 bulan Syawal.

Acara budaya ini masih bertahan sejak dulu sampai kini lho. aktivitas satu ini pula bisa lho jadi cara buat menarik kunjungan traveler asing ke Indonesia. acara budaya Nusantara yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat ini adalah Tradisi Bulan Syawal. umumnya, setelah bulan Ramadan atau beberapa hari selesainya Lebaran sejumlah wilayah pada Indonesia mengadakan aktivitas tersebut.

Kamu yang masih punya jatah libur Idul Fitri, sempatkan waktu yuk untuk menyaksikan tradisi bulan Syawal di Indonesia berikut ini.

1. Sesaji Rewanda, Semarang
Ritual Sesaji Rewanda ini dilakukan menjadi bentuk rasa syukur atas rezeki yang diberikan oleh Allah SWT serta mengenang napak tilas perjuangan Sunan Kalijaga buat membangun Masjid Demak. Tradisi bulan Syawal di Indonesia ini umumnya diadakan pada hari ketiga sesudah Idul Fitri.

Para masyarakat akan membawa gunungan yang berisi sego kethek (nasi monyet), buah-buahan, hasil bumi, lepet, dan ketupat dari Kampung Kandri ke Goa Kreo. Replika kayu jati tiang Masjid Demak juga akan diarak dalam acara ini. Ratusan penari serta pemusik tradisional pun akan memeriahkan acara ini.

Gunungan hasil bumi akan diberikan pada monyet ekor panjang yang menghuni Goa Kreo. sementara sisanya akan jadi rebutan para peserta upacara ini. Inilah yang jadi daya tarik primer acara ini.

2. Njimbungan, Klaten
Tradisi bulan Syawal di Indonesia berikutnya terdapat di wilayah Klaten. Para warga lebih mengenal acara ini sebagai acara Njimbungan.

Kegiatan yang dilakukan ketika Njimbungan berlangsung merupakan arak-arakan gunungan ketupat dan hasil bumi pada Bukit Sidogora, Krakitan Bayat, Klaten. Nantinya gunungan ketupat serta hasil bumi ini akan dibagikan ke semua peserta yang mengikuti acara ini.

Walaupun terlihat ricuh ketika prosesi pembagian ini, sebenarnya ritual ini tetap berlangsung dengan aman kok. Tradisi ini peninggalan Keraton Surakarta yang digelar enam hari setelah Lebaran.

3. Grebeg Syawal, Solo
Grebeg Syawal ini diselenggarakan menjadi puncak perayaan Idul Fitri. Tradisi bulan Syawal di Indonesia hadir karena jadi wujud rasa syukur atas rezeki asal Allah SWT serta kebahagiaan umat Muslim setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh di Ramadan.

pada acara tersebut, ratusan abdi dalem Keraton Kasunan Surakarta akan membawa dua gunungan menuju Masjid Agung Surakarta. Gunungan tersebut nantinya akan didoakan para sesepuh kraton untuk kemudian diperebutkan para rakyat. Grebeg Syawal di Solo diadakan pada hari kedua selesainya Idul Fitri.

4. Grebeg Syawal, Yogyakarta
Walau nama serta konsep acaranya sama dengan di Solo, ada disparitas yang bisa kamu temukan di Grebeg Syawal versi Yogyakarta.

Bedanya bisa kamu lihat dari saat penyelenggaraannya. Grebeg Syawal Yogyakarta dilaksanakan pada hari pertama bulan Syawal tepatnya saat Lebaran berlangsung atau selesainya salat Id. Tradisi ini adalah wujud kedermawanan sultan kepada masyarakat Yogyakarta.

pada Grebeg Syawal ini, gunungan hasil bumi akan diarak berasal Keraton Yogyakarta menuju Masjid Agung Kauman. setelah itu, gunungan tadi akan jadi rebutan masyarakat. Mereka percaya, aneka hasil bumi di gunungan tersebut bisa membawa keberuntungan karena telah didoakan ketika ritual berlangsung.

5. Syawalan, Pekalongan
Berbeda dengan yang daerah lain yang nenyediakan gunungan hasil bumi, daerah Pekalongan justru menghadirkan lopis super besar atau lopis raksasa saat merayakan Syawalan.
Lopis dengan tinggi 2 meter dengan berat 100 kilo disajikan setiap lepas 8 Syawal dan diperebutkan oleh rakyat. Tradisi bernama Syawalan ini dilakukan di wilayah Krapyak.

Alasan dipilihnya lopis artinya karena kuliner berbahan beras ketan ini dapat sebagai simbol persatuan yang erat. Nantinya, lopis tadi akan dipotong-potong untuk kemudian dibagikan ke semua masyarakat Pekalongan.

6. Festival Balon Syawalan, Magelang

Festival Balon Syawalan sudah ada sejak tahun 1980 dalam rangka memperingati lebaran ketupat.

Sekitar 150 balon udara tradisional dilepas sebagai tanda Syawalan.